Pada Jumat (13/8), situs Al-Jaridah menerbitkan berita berikut: “Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengonfirmasi pada hari ini, Jumat (13/8), bahwa tidak ada solusi militer atau pertempuran untuk situasi di Afganistan mengingat perkembangan terakhir dan keamanan yang semakin memburuk.”
Johnson telah mengemukakan dalam sebuah pernyataan pers setelah memimpin pertemuan Komite Darurat Nasional (Cobra) untuk membahas situasi di Afganistan, bahwasanya, “Kita harus realistis tentang kemampuan Inggris atau kekuatan lain yang ingin memaksakan solusi militer atau pertempuran di Afganistan.”
Ia menambahkan, “Yang mungkin untuk dilakukan adalah bekerja sama dengan mitra kami di kawasan tersebut dan seluruh dunia, yaitu mereka yang memiliki kepentingan dengan kami dalam mencegah transisi Afganistan untuk berubah lagi menjadi negara yang memproduksi terorisme.”
Ia menekankan bahwa negaranya bangga dengan apa yang telah dicapai di Afganistan selama dua dekade terakhir dengan pengorbanan tentaranya, terutama dalam menghentikan serangan Al-Qaeda terhadap Barat.
Johnson mengisyaratkan bahwa selama beberapa hari ke depan ia akan menuntaskan penarikan sebagian besar diplomat Inggris dari kedutaan di Kabul dan akan meningkatkan upaya untuk mendeportasi staf Afganistan yang telah bekerja sama dengan pasukan internasional selama 20 tahun terakhir.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, sebelumnya telah mengingatkan terkait peristiwa hari ini, tentang bahaya Afganistan yang berubah menjadi “negara gagal” yang dapat memungkinkan kembalinya kelompok Al-Qaeda ke sana.
Pada Kamis (5/8) lalu, Inggris juga mengumumkan bahwa mereka akan mengirim 600 tentara untuk untuk menjamin evakuasi warga Inggris dan para pegawai Afganistan dalam misi diplomasinya.
Tanggapan Ar-Rayah: Boleh jadi, Tentara Salib Inggris dan para politisinya adalah orang-orang yang paling mengetahui bahwa Afganistan adalah “kuburan para kekaisaran”. Di tanahnyalah keangkuhan dan kebesaran Inggris ditumbangkan pada abad ke-19 dan ke-20. Di pasirnyalah, hidung orang Rusia berguling-guling pada tahun 80-an.
Kemudian pada akhir-akhir ini, Amerika dan para sekutu yang ada di belakangnya pun melarikan diri dari Afganistan, setelah bernegosiasi dengan para pemimpin Taliban yang tidak memiliki kesadaran politik. Karena jika mereka tidak bernegosiasi, kekalahan yang mengerikan bagi Amerika dan sekutunya akan terungkap, meskipun itu telah jelas bagi semua orang yang mengikuti perkembangan peristiwa di Afganistan.
Dalam hal ini, pernyataan Perdana Menteri Inggris—dan sebelum itu, Presiden Amerika Joe Biden disertai dengan pernyataan kegagalan dan kekalahan militer di Afganistan—tidaklah mengherankan, karena mereka tidak memiliki energi sekalipun mereka kuat untuk melawan kaum muslimin—khususnya muslim Afganistan—dengan kekuatan dan keberanian yang besar, sebagaimana telah digambarkan oleh Sang Penjelajah Dunia, Ibnu Batutta rahimahullah ketika beliau mengunjungi Kota Kabul dan kota-kota sekitarnya.
Selain itu, metode penjajahan untuk menyebarkan ideologi kapitalisme telah membuktikan kegagalannya sepanjang sejarah. Karena tidaklah penjajahan mereka memasuki suatu negara tanpa meninggalkan reruntuhan dan kehancuran, memperbudak manusia, serta merampas kekayaan dan sumber daya mereka.
Berbeda dengan ideologi Islam yang agung, yang membawa risalah Islam yakni risalah keadilan dan petunjuk bagi negara-negara yang ditaklukkannya, sehingga mereka memeluk Islam dengan rasa kanaah dan yakin.
Di sinilah orang-orang Afganistan yang mati-matian membela agama dan negara mereka, sejak masuknya Islam pada masa awal abad hijriah. Mereka tidak sekalipun meninggalkannya dan tidak akan meninggalkannya, insyaallah.
Maka dari itu, problematik terbesarnya tidak lain adalah ideologi kapitalisme yang kalian emban, wahai Johnson. Jikalau kalian bahagia dengan hancurnya Daulah Khilafah dan kalian berusaha untuk menghalanginya untuk tegak kembali, pada saat itu justru kalian akan merasakan kekalahan demi kekalahan dengan izin Allah Swt., hingga Allah Swt. mengizinkan umat Islam untuk mendapatkan kemenangan dan (teguhnya) kedudukan melalui tegaknya Khilafah Rasyidah kedua yang mengikuti metode kenabian.
Pada saat itu, kalian akan mencoba untuk mengangkat tangan kalian ke kepala kalian sambil berusaha untuk mencari informasi tentangnya, tetapi kalian tidak akan mampu.
Sungguh, ketakutan terhadap Khilafah telah membunuh kalian sebelum ia tegak. Maka, bisa dibayangkan ketika kalian kembali ke rumah kalian sendiri, kemudian rakyat kalian turun untuk menumbangkan kalian disebabkan kezaliman serta kegelapan kapitalisme lalu mengubahnya menjadi keadilan Islam? Semua itu sangatlah mudah bagi Allah Swt. []
Diterjemahkan dari Surat Kabar Ar-Rayah edisi 352, terbit pada Kamis, 10 Muharam 1443 H/19 Agustus 2021 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 0