Search
Close this search box.

Kemenangan: Cobaan dan Kabar Gembira di Hadapan Janji Allah (Bagian 5)

Oleh: Prof. Muhammad Jami’ (Abu Aiman)

Allah Swt. telah membawa kabar gembira kepada hamba-Nya yang beriman berupa kemenangan juga kekuatan jika mereka melaksanakan perintah-Nya, dan memenuhi syarat-syarat (untuk meraih) kemenangan. Kabar gembira ini tampak jelas dan nyata. Sebagian kabar gembira tersebut terdapat dalam nas syara’ dan ada pula yang ditunjukkan secara kuat oleh berbagai fakta dan peristiwa, terutama yang terjadi saat ini.

Di antara kabar gembira (kemenangan dan kekuatan) yang ditujukan kepada umat Islam di dalam Al-Qur’an adalah:

  1. Janji Allah untuk menginggikan derajat dan memberikan kemenangan atas musuh-musuh.

Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (TQS Ali Imran:139).

Ini merupakan sebuah kepastian dan penegasan dari Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa Allah akan menolong mereka baik dalam waktu yang dekat maupun jauh. Allah Swt. senantiasa bersama mereka dalam kemanangan; Allah juga memperingati mereka agar tidak tunduk, bersikap hina, dan pasrah di hadapan musuh.

Allah Swt. berfirman, “Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai, karena kamulah yang lebih unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu.” (TQS Muhammad:35).

Imam Ibnu Katsir berkata terkait firman Allah Swt. “Dan Allah bersama kalian” bahwa, “Di dalamnya terdapat kabar gembira yang agung tentang kemenangan dan keberhasilan atas musuh.”

  1. Allah Swt. telah menegaskan pada kaum muslimin bahwa agama Islam akan mengalahkan semua agama yang ada di dunia.

Allah Swt berfirman, “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.” (TQS Ash-Shaff:9).

  1. Kabar gembira dari Nabi kepada umatnya bahwa agama Islam akan mencapai apa yang dicapai siang dan malam (maksudnya adalah bahwa ajaran Islam ini akan sampai di seluruh penjuru dunia).

Diriwayatkan dari Imam Muslim, dari Abu Qilabah, dari Abu Asma, dan dari Tsauban, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah menghimpun—yakni mendekatkan dan mengecilkan—bumi untukku, sehingga aku dapat melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang dihimpunkan untukku darinya.'” (HR Muslim).

  1. Janji Allah kepada hamba-Nya berupa kekuasaan, kekuatan, dan keamanan.

Janji ini telah terwujud bagi kaum muslimin, dan janji itu akan tetap terealisasi selama kaum muslimin berpegang teguh pada agama Allah dan terikat dengan perintah dan larangan-Nya. Allah Swt. berfirman, “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kalian yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(TQS An-Nur:55).

  1. Dalam ayat yang serupa, Allah Swt. menenangkan umat Islam, bahwa orang-orang kafir tidak berdaya di bumi—tidak peduli seberapa kuat mereka—.

Allah Swt. berfirman, “Janganlah kamu kira bahwa orang-orang kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini, sedang tempat tinggal mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan sungguh amat buruk tempat kembali itu.” (TQS An-Nur:57).

  1. Siapa pun yang menolong (agama) Allah, maka Allah akan menjadi penolongnya.

Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS Muhammad:7).

  1. Para pengemban dakwah yang berjuang untuk menolong agama Allah Swt., mereka tidak akan dirugikan dengan orang-orang lalai yang meninggalkan mereka (para pengemban dakwah).

Diriwayatkan dari Mu’awiyah, ia berkata, “Saya mendengar Nabi saw. bersabda, ‘Akan ada segolongan dari umatku yang senantiasa menegakkan perintah-perintah Allah. Tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang merendahkan atau menyelisihi mereka sampai datang hari kiamat, sedangkan mereka dalam keadaan seperti itu (berjuang dalam menegakkan kebenaran).'” (HR Bukhari).

Dari Tsauban ra., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan ada segolongan dari umatku yang senantiasa menampakkan kebenaran. Tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang tidak membantu mereka, sampai datang perintah Allah sedangkan mereka dalam keadaan seperti itu.'” (HR Muslim).

  1. Kabar gembira mengenai penaklukan—yang dilakukan umat Islam—terhadap beberapa kota di negeri-negeri kufur yang belum ditaklukkan sampai hari ini.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. beliau berkata, “Ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw. untuk menulis, tiba-tiba beliau saw. ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, apakah Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, ‘Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel).'” (HR Ahmad dalam musnad-nya). Dan sampai hari ini, Kota Roma belum ditaklukkan.

Terdapat banyak kabar gembira yang telah terealisasi, di antaranya sebagai berikut:

  1. Terbukanya topeng dan tampaknya perbedaan antar golongan. Sehingga ahlulhaq (orang yang mengemban kebenaran) dapat dibedakan dari yang lainnya.

Kebenaran dan orang yang mengembannya dapat dibedakan dari kebatilan dan para pengikutnya. Itulah yang dinyatakan secara jelas oleh ayat-ayat tersebut.

Allah Swt. berfirman, “Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.” (TQS Ali Imran:179).

Para penyeru sekularisme dan kebebasan Barat pun semakin berani. Kelompok ateis dan organisasi feminis pun muncul secara terang-terangan ke publik hingga menarik perhatian media. Oleh karena itu, mereka mulai memuntahkan kebencian mereka terhadap Islam. Sedangkan umat Islam hanya memperhatikan, lalu membedakan antara yang hak dan yang batil. Sungguh Allah Swt. akan mengungkap serta menghukum kebatilan ini.

  1. Berbagai pernyataan para penguasa negeri kolonial untuk melawan Islam, di mana hal tersebut dapat membangkitkan umat sekaligus mengungkap kebenaran terkait perang melawan Islam.
  2. Runtuhnya penghalang, yaitu rasa takut terhadap penindasan para penguasa dan dinas keamanan di negara-negara Islam.

Para pemuda Islam memberikan contoh keteguhan yang paling mengagumkan dalam menghadapi penindasan pada saat peristiwa Arab Spring, terlepas dari berpalingnya mereka—di tangan orang-orang kafir, penguasa, dan politisi—dari tujuan yang sebenarnya, yaitu mewujudkan perubahan yang mendasar.

  1. Terbongkarnya kolusi para antek Barat—yaitu para penguasa di negara-negara Islam—dan konspirasi mereka terhadap umat.

Terutama setelah tersebarnya sarana komunikasi elektronik yang menguntungkan para pengemban dakwah, yang berusaha untuk menegakkan Khilafah Rasyidah—yang sesuai dengan metode kenabian—, sehingga para penguasa dan sekutu-sekutunya pun kesulitan dalam memutarbalikkan fakta untuk menyesatkan umat.

  1. Para ulama dihadapkan dengan dua pilihan, antara teguh di jalan kebenaran atau gugur dari jalan kebenaran.

Banyak ulama yang diberi cobaan selama perang yang dilakukan negeri kolonial untuk melawan Islam dan umatnya, dengan berdiri bersama para sekutu-sekutu mereka, yaitu para penguasa muslim. Sehingga tampak jelas perbedaan antara ulama yang tunduk pada sistem saat ini dan ulama rabani—yang kami memohon kepada Allah Swt., agar kami dan mereka senantiasa diberikan keteguhan—.

  1. Kegagalan sistem demokrasi sekuler untuk memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan manusia. Di mana telah banyak ditemukan contoh dan bukti atas hal ini.
  2. Ketidakmampuan nasionalisme—baik secara pemikiran ataupun sistem pemerintahan—untuk menjaga negara dan mengurus urusan rakyat.

Contohnya adalah para nasionalis di Sudan—baik pemerintah atau oposisi—, di mana mereka meligitimasi secara sukarela pemisahan Sudan Selatan dan perpecahan yang terjadi di negara mereka.

  1. Kegagalan gerakan-gerakan yang disebut dengan “Islam moderat”, yang percaya pada permainan demokrasi.

Gerakan-gerakan tersebut telah gagal memberikan solusi terhadap permasalahan umat. Gerakan itu telah menyajikan—kepada umat Islam—Islam dengan gambaran yang buruk. Mereka mengatakan bahwasanya Islam menerima hukum-hukum kufur, berpihak pada Barat, serta menyanjung orang-orang yang zalim. Contohnya adalah pemerintahan Al-Bashir, Gerakan Islam di Sudan, An-Nahdhah di Tunisia, Hamas di Gaza, Ikhwanul Muslimin di Mesir, dan yang lain-lain.

  1. Kerinduan umat terhadap penerapan Islam.

Hal ini ditunjukkan dari syiar-syiar Islam yang disampaikan Muslim Youth dalam peristiwa Arab Spring.

  1. Muncul pada diri umat perasaan untuk bersatu dan perasaan atas permasalahan yang sama—yang menimpa mereka—.

Umat menentang kezaliman rezim nasionalis yang dirancang oleh penjajah setelah runtuhnya Khilafah. Perlawanan ini dapat dilihat di negeri-negeri Islam seperti Libia, Yaman, Syam, Sudan, Maroko, Aljazair, dan yang lainnya. Jika Allah berkehendak, gejolak dalam diri umat ini akan terus berlanjut hingga Allah Swt. muliakan mereka dengan tegaknya Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan metode kenabian.

Bersambung.

Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 419, terbit pada Rabu, 06 Jumadilawal 1444 H/30 November 2022 M

Klik di sini untuk mengakses sumber 

 

 

 

 

Visits: 0

Tags

Bagikan tulisan ini

Tulisan menarik lainnya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Category

Gabung Channel Telegram