Search
Close this search box.

Kemenangan: Cobaan dan Kabar Gembira di Hadapan Janji Allah (Bagian 2)

Oleh: Prof. Muhammad Jami’ (Abu Aiman)

Tidak ada keraguan bahwa kemenangan akan turun kepada orang-orang yang sabar, yang percaya bahwa Allah Swt. akan menolong mereka. Selama mereka yakin bahwa pertolongan Allah Swt. itu dekat, maka Allah Swt. akan memberikan jalan keluar dan menolong mereka meski di waktu yang akan datang. Mereka tidak akan goyah walaupun ujian, kesulitan, dan musibah menimpa mereka; tidak akan menyerah sebesar apapun bencana dan penderitaan yang mereka hadapi; dan tidak akan melepas ideologi meski kemaslahatan dan kepentingan mereka terancam.

Karena kepentingan mereka yang sesungguhnya adalah mendapatkan rida Allah Swt. dan hidup dibawah naungan syariat Islam. Mereka—orang-orang yang sabar—tidak berkompromi dalam hal apa pun, sekalipun banyak kebutuhan yang mendesak dan menghadapi kehidupan yang keras—yaitu sulitnya mendapatkan sesuap makanan—. Mereka tidak peduli seberapa banyak godaan dan gangguan yang ada. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh, yang terus menerus—baik siang ataupun malam—berusaha menghadapi permasalahan saat ini, yaitu menjadikan manusia untuk menghamba pada Tuhan mereka (Allah Swt.), dengan menegakkan hukum-Nya dan mendirikan negara yang akan mengangkat panji agama-Nya (Ya Allah jadikanlah kami bagian dari mereka, Amin).

Sungguh menyedihkan apa yang kita lihat hari ini, yaitu serangan nyata kaum kafir terhadap umat Islam di seluruh penjuru dunia. Para penguasa muslim berkolusi dengan rezim kafir di depan umum dan tanpa rasa malu, di mana mereka memutuskan untuk berdiri di barisan kaum kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin.

Sebuah karunia dari Allah kepada kita bahwa barisan orang mukmin dapat dibedakan dari yang lain. Meskipun dalam perang ini, penderitaan terus bertambah dan meningkat pada orang yang beriman dan ikhlas. Inilah tahap di mana kita sangat membutuhkan keteguhan, yang akan menghasilkan kemenangan yang nyata atas izin Allah Swt..

Mereka adalah orang Yahudi yang meningkatkan peluang permusuhan dan penyerangan terhadap rakyat Palestina. Setiap hari penduduk Palestina diberi kabar bahwa kaum Yahudi akan menyerbu Masjidilaqsa untuk melaksanakan ibadah di tempat suci mereka (orang Yahudi). Mereka menerapkan apa yang mereka katakan tentang “upaya melindungi tentara penjajah” dengan cara yang provokatif. Para penguasa Muslim di Mesir, Yordania, Suriah, dan Turki berkolusi dengan Yahudi, sedangkan penguasa UEA bersikap hangat pada mereka.

Lebih parahnya lagi, rezim Al-Saud memberikan legitimasi kepada Yahudi. Begitu juga dengan rezim Sudan yang tunduk dan berpihak pada mereka dengan kunjungan-kunjungan yang dilakukannya, baik penguasa militer ataupun sipil, dan baik dilakukan secara rahasia ataupun terbuka. Hal yang sama juga terjadi pada penguasa muslim di negeri Islam lainnya.

Banyak ulama yang diam dan menutup mata atas hal ini, di samping adanya seruan untuk menormalisasi situasi yang keji dan kotor; yang tidak memedulikan kesucian agama, kehormatan, serta nyawa manusia. Dalam satu waktu mereka menerapkan standar ganda, yaitu diam terhadap apa yang terjadi di Palestina dan bersimpati terhadap perang Ukraina. Sungguh ini merupakan kemunafikan yang nyata.

Kejadian yang sama juga terulang pada Muslim Uyghur di Cina. Sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) yang dikeluarkan pada Rabu (03/08/2022), bahwasannya di sana terjadi pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka juga berpendapat bahwa sebagian penyiksaan terhadap muslim Uyghur di Turkistan Timur telah sampai pada taraf kejahatan kemanusiaan. Hal ini dilaporkan dari Al-Jazeera Net pada Jumat (09/09/2022).

Pada Agustus 2018, Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OH CHR) melaporkan bahwa Cina menahan jutaan Muslim Uyghur di kamp-kamp rahasia di Turkistan Timur—yang wilayahnya telah dikuasai Cina sejak tahun 1949—. Cina juga telah menahan mereka di “kamp pendidikan ulang” di Turkistan Timur, kemudian menerapkan “kerja paksa” atau “sterilisasi paksa” atas mereka. Australian Strategic Policy Institute (ASPI) menerbitkan sebuah laporan pada hari Kamis, yang memperkirakan bahwa sekitar 16.000 masjid telah dihancurkan atau dirusak di Turkistan Timur, di mana sebagian besarnya sudah dilakukan sejak 2017 berdasarkan kebijakan pemerintah Cina. Sungguh menyedihkan dan sangat disayangkan bahwa para penguasa bodoh di negara-negara kaum muslimin tetap melanjutkan pekerjaan yang mereka sukai, yaitu berdiri bersama para musuh Islam dalam perang melawan Islam dan kaum muslimin.

Pada Jumat (22/10/2021), 62 negara—di mana sebagian besarnya adalah negara Muslim dan Afrika—memberi dukungan pada pelatihan Cina terhadap muslim Uyghur. Pernyataan itu—yang telah ditandatangani oleh mereka—berisi, “menentang tuduhan tak berdasar terhadap Cina dengan motif politik berupa disinformasi dan campur tangan dengan urusan dalam negeri Cina, dengan dalih hak asasi manusia”. Dalam pernyataan tersebut ditekankan tentang “kewajiban atas semua negara untuk mamatuhi tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip piagam PBB serta tetap pada kenetralan dan objektifitas”. Di antara negara yang paling menonjol dan turut menandatangani pernyataan ini adalah Mesir, Arab Saudi, Pakistan, dan Maroko.

Tidak diragukan lagi bahwa apa yang sedang dialami oleh umat Islam saat ini adalah kenyataan yang menyakitkan, di mana bangsa lain saling memperebutkan wilayah kaum muslimim. Hal ini karena ketiadaan sistem yang menyatukan umat dan barisan mereka. Maka haruslah bagi kita untuk tetap berpegang teguh dan berjuang untuk menegakkan Khilafah—yaitu Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian—, yang akan melindungi dan membela kaum muslimin.

Terdapat banyak ayat yang menyatakan bahwa kemenangan akan datang setelah ketabahan dan kesabaran atas ujian. Allah Swt. berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu Orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, ‘ Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah:155-157).

Allah Swt. berfirman tentang para sahabat—semoga Allah meridai mereka—yang telah mengorbankan apa pun yang mahal dan berharga. Bahkan para sahabat mengorbankan jiwa mereka di jalan Allah Swt.. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah Swt., “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS Al-Ahzab:23).

Pada faktanya, sikap orang mukmin di kala sulit dan susah telah mengirimkan pesan yang kuat kepada orang-orang zalim di muka bumi, bahwasanya orang mukminlah yang menjadi “pemenang”, tanpa melihat apa yang telah mereka lalui di sepanjang jalan untuk memenangkan keimanan dan menyampaikan kebenaran kepada orang lain.

Benar, merekalah para “pemenang”, yaitu orang-orang yang mengatakan “Tidak” pada kebatilan dan berkata pada orang yang zalim, “Hentikan kezaliman!”. Inilah sikap yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang mukmin, yaitu para ulama, panglima perang, serta masyarakat secara umum. Hal ini telah diajarkan oleh nabi dan pemimpin mereka, Muhammad saw. yang teguh dalam berdakwah, tidak tawar-menawar atau bermanis muka walaupun banyak tawaran, cobaan, dan tekanan yang berat. Dalam keadaan itu sedikit sekali pertolongan dan bantuan dari manusia. Tidak ada yang membersamai beliau selain Allah, dan Allah sebaik-baik penolong.

Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.” (QS Al-Hajj:38).

Hari ini kita membutuhkan keteguhan untuk mewujudkan Islam di muka bumi dengan mendirikan Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan metode kenabian. Kita harus yakin pada Tuhan kita, percaya pada kebenaran tujuan, serta teguh terhadap tekad. Tidak ada yang mampu melemahkan gerakan dan tekad kita. Dengan keadaan tekad yang seperti ini, bagaimana mungkin Allah tidak membantu kita? []

Bersambung.

Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 416, terbit pada Rabu, 15 Rabiulakhir 1444 H/09 November 2022 M

Klik di sini untuk mengakses sumber

Visits: 1

Tags

Bagikan tulisan ini

Tulisan menarik lainnya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Category

Gabung Channel Telegram