Dalam sebuah artikel Middle East Eye, Dr. Alain Gabon, Asosiasi Profesor Studi Perancis dan Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Asing di Universitas Virginia, AS, ia—bertolak belakang dengan pidato penguasa—mengatakan bahwa mungkin saja bagi gerakan Islam untuk memperkuat partisipasi sipil, meredakan hasutan ‘ekstremisme’, juga membantu memadukan muslim di Barat, serta membentuk sistem sipil yang demokratis di negara-negara mayoritas muslim.
Mengutip pernyataan filsuf terkemuka Jacques Ranciere bahwa tidak dibedakannya gerakan-gerakan Islam dapat menghantarkan kepada hasil yang sangat kontraproduktif. Dia menjelaskan bahwa gerakan Islam tidak homogen, tidak semua menentang demokrasi, melainkan beragam dan perbedaan di antara mereka begitu besar sehingga mereka tidak dapat didamaikan, dan mengabaikan hal tersebut adalah sebuah kesalahan.
Dalam hal itu, ia mengutip perbedaan antara ISIS dan Gerakan Ennahda Tunisia sebagai contoh, dengan mengatakan bahwa kesenjangan di antara keduanya sangat jauh dan tidak dapat didamaikan—padahal keduanya sama-sama kelompok Islam—.
Mengutip pernyataan yang dinisbahkan pada Jocelyne Cesari, salah satu akademisi terkemuka tentang Islam di dunia, “Sungguh pernyataan bahwa Islam mengarah pada kekerasan dan ekstrimisme adalah narasi gadungan,” ia menekankan bahwa dalam kondisi tertentu Islam dapat menjadi pintu gerbang menuju pandangan dunia yang lebih demokratis dan pluralistik.
Sebagaimana yang dikutip dari Clementine Larroque, ia mengatakan bahwa, “Ketika berkuasa, partai atau gerakan Islam cenderung memoderasi bahkan mereformasi diri mereka sendiri, sambil berusaha menjauh dari kelompok yang lebih radikal, khususnya kelompok ‘jihadis’.”
Dia mengatakan bahwa para ahli terkemuka lainnya tentang Islam, termasuk John L. Esposito, cendekiawan terkemuka dunia tentang permasalahan ini, telah menunjukkan bahwa pembahasan riil tentang keadilan sosial, ekonomi dan politik adalah inti dari proyek Islamis. Kemudian Gabon menambahkan, bahwa banyaknya kasus ketika para Islamis berkuasa, mereka sepenuhnya siap untuk hidup sesuai dengan aturan-aturan demokrasi.
Perilaku Gerakan Ennahda di Tunisia dapat memberikan pelajaran dalam semangat kemajuan dan perilaku demokratis bagi partai-partai Barat. Partai Keadilan dan Pembangunan Islam yang berkuasa di Turki menggambarkan contoh perilaku demokratis. Contoh penting lainnya yang disebutkan oleh Gabon, yaitu Negara Mesir selama era Muhammad Mursi dan Ikhwanul Muslimin.
Mungkin masa pemerintahan mereka singkat, namun ditandai dengan perluasan demokrasi yang esensial dan kualitatif. Gabon mengakhiri tulisannya dengan perkataan bahwa fitnah yang komprehensif dan mencolok terkait Islamisme dan politik Islam sengaja mengabaikan adanya kecenderungan Islamis yang demokratis.
Tanggapan Al-Waie: Upaya tipu daya Barat terhadap Islam tidak terbatas, berdemokrasi, mengintegrasikan kaum muslimin dengan konsep hidup Barat, ataupun menjadikan Islam hanya sebagai agama spiritual dengan menjauhkan aspek politik darinya. Upaya ini menggunakan gerakan Islam moderat agar menjadi alat Barat dalam mencapai terobosan di area ini.
Diterjemahkan dari Majalah Al-Waie edisi 421, terbit pada bulan Safar 1443 H/September 2021 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 3