Search
Close this search box.

Hendaklah Ini Menjadi Ramadan Terakhir dalam Bayangan Kekalahan dan Ketundukan!

Oleh: Prof. As’ad Mansour

Bulan Ramadhan telah menghampiri kita. Ini adalah Ramadhan kedua setelah satu abad tanpa Khilafah juga khalifah. Kita pun masih berada dalam bayangan kekalahan dan ketundukan ke negara-negara penjajah.

Apa yang terjadi terhadap umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia? Apakah jumlah mereka semakin berkurang? Apakah kekuatannya melemah? Yang begitu umat tidak mampu melawan serangan tentara salib yang modern, yang mengenakan pakaian sekulerisme dan demokrasi; umat tidak mampu untuk memukul mundur musuh, atau melepaskan tembakan berdarah, agar kekuatan tempurung yang jahat itu dapat hancur; serta tidak mampu mengusir para musuh dan mensucikan wilayah mereka dari cengkeraman tentara salib.

Apa sebab kekalahan dan ketundukan umat kepada musuh? Kepada mereka yang telah menghancurkan negara, mencabik-cabik daging umat, membunuh anak-anak, dan menjarah kekayaan umat?

Tatkala umat ditimpa dengan musibah, semua orang dapat merasakannya, namun mereka tidak mengetahui obatnya. Hanya orang yang memiliki kepekaan yang tinggi, yang mampu untuk berfikir dan meneliti dengan tajam perihal sebab kemerosotan umat. Ia akan mencari tahu tentang sejarah dan pusaka peninggalan Islam, tentang bagaimana musibah yang menimpa umat dan seperti apa perkembangannya.

Dahulu, umat Islam adalah umat yang paling mulia. Umat yang memiliki negara terbesar, peradaban yang paling maju, tsaqafah-nya paling luas, serta memiliki pemikiran yang teramat dalam. Umat Islam juga pernah menguasai tiga benua selama 1300 tahun.

Kemudian orang yang memiliki kepekaan itu mencari tahu tentang rahasia kebangkitan umat, juga sebab keterpurukan dan keruntuhannya. Sampai akhirnya semua itu terjawab, dan jawabannya mengarah pada ideologi. Di mana ideologi akan mengungkap kesamaran yang menimpa fikrah umat. Ideologi akan mengkristalkan dan memurnikan fikrah, sehingga fikrah kembali menjadi bersih dan jernih.

Selain itu, ideologi akan menunjukkan thariqah yang benar dan lurus untuk fikrah. Ideologi juga akan memahamkan umat mengenai urgensi mengaitkan fikrah dengan thariqah. Sebab fikrah dan thariqah memiliki kaitan yang sangat erat, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan.

Ideologi akan mendorong pembentukan partai politik ideologis yang akan tumbuh, berkembang, dan meluas, sampai menjadi partai pembebasan yang sempurna. Inilah partai—yang atas kehendak dan kekuatan Allah Swt.—yang keberadaannya tidak lagi tersembunyi bagi semua orang. Partai yang menyeru untuk menegakkan Khilafah Rasyidah—yang sesuai dengan metode kenabian—yang akan tegak atas izin Allah Swt..

Barang siapa yang beriman kepada Allah Swt., ikhlas, serta menginginkan jalan keluar atas permasalahan umat, maka yang harus ia lakukan adalah mengikuti partai itu; bergabung dengannya; mendukungnya; serta memberikan pertolongan. Sehingga ia dapat terbebas dari dosa “berpangku tangan”, dosa tidak ada baiat di lehernya, dan ia tidak akan mati dalam kondisi jahiliah—karena sudah berbaiat—.

Allah Swt. berfirman, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, juga pembeda antara yang hak dan yang batil. Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa.” (QS Al-Baqarah:185).

Allah telah memberkahi bulan Ramadan dengan menurunkan Al-Qur’an di dalamnya. Allah mewajibkan kepada kita untuk berpuasa, seakan-akan sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya, karena Allah telah memuliakan kita dengan Al-Qur’an, yang merupakan pedoman hidup manusia.

Barang siapa yang beriman, ia wajib mengemban Al-Qur’an kepada seluruh manusia, untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan; dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Tidak boleh seseorang hanya mencukupkan diri dengan berpuasa, sementara ia tidak mengemban Al-Qur’an. Seharusnya ia menyeru manusia untuk menerapkan Al-Qur’an, sebagaimana Rasulullah saw.—orang yang pertama kali diturunkan kepadanya Al-Qur’an—mengemban Al-Qur’an kepada seluruh manusia.

Rasulullah saw. mengemban Al-Qur’an ke seluruh manusia; mendirikan negara; kemudian menerapkan hukum-hukum dalam Al-Qur’an, yang membedakan secara jelas mana yang hak dan yang batil. Semua aktivitas Rasulullah saw. harus menjadi teladan bagi semua manusia. Oleh karena itu, bagaimana bisa penerapan hukum dan undang-undang yang bertentangan dengan Islam dapat diterima? Bagaimana bisa “kedaulatan umat” yang semu dapat diterima, sedangkan kedaulatan pada hukum syara’ yang hukumnya wajib—seperti halnya puasa, salat, zakat, dan haji—ditolak?

Bulan Ramadan adalah bulan jihad, penaklukan, dan kemenangan—dan sudah seharusnya bulan Ramadan seperti itu—. Allah menjadikan perang pertama kaum muslimin, yaitu perang Badar Kubra pada tahun dua Hijriah, bertepatan dengan turunnya syariat puasa. Hal ini seolah-olah Allah ingin menarik perhatian kaum muslimin, bahwa puasa dan jihad tidak dapat dipisahkan. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga harus dibarengi dengan ibadah yang mulia, yaitu jihad di jalan Allah.

Kaum muslimin telah memahami hal tersebut. Sehingga mereka tidak berhenti untuk melakukan jihad, meraih kemenangan dan penaklukan yang agung selama bulan Ramadan. Di antara peperangan yang terjadi pada bulan Ramadan adalah perang Badar, Pembebasan Makkah, Pertempuran Al-Qadisiyah, penaklukan Andalusia, Pertempuran Zallaqah, Ain Jalut, dan Hittin. Lalu disusul dengan pembebasan Baitulmaqdis, Pertempuran Tours di dekat Paris, serta penaklukan Amorion dan Ankara. Maka dari itu, Ramadan bukanlah bulan untuk tidur, menyiapkan makanan, bergadang, makan-minum, bersenang-senang, serta menonton serial drama maupun film. Akan tetapi Ramadan adalah bulan untuk puasa dan berjihad di siang hari; dan bulan untuk salat, membaca Al-Qur’an, serta mendirikan malam di malam harinya.

Perkara-perkara syariat yang qath’i, baik dalam Al-Qur’an, hadis-hadis yang mulia—yang terkumpul dalam kitab hadis-hadis sahih dan sirah nabi—, serta ijmak para sahabat, semua itu merupakan sumber-sumber syara’ yang tidak dapat diwujudkan kecuali dengan umat Islam. Di samping itu, jika kembali pada realitas sejarah umat Islam, akan kita dapati bahwa semuanya telah mengatakan kewajiban untuk menegakkan Khilafah dan menerapkan Islam.

Sifat alami sebuah ideologi mengharuskan orang yang mengembannya untuk tidak menyimpan ideologi pada dirinya. Ia akan melawan semua pandangan dan segala pemikiran yang ada. Hal ini mengharuskannya untuk tidak menerima kedaulatan ideologi ataupun hukum selain dari Islam; tidak menerapkan aturan selain aturan Islam; serta tidak tunduk pada undang-undang yang bersumber selain dari Islam. Allah Swt. berfirman, “Maka demi tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan.” (QS An-Nisa’:65).

Realitas umat Islam saat ini menuntut umat untuk berjuang menegakkan Khilafah, karena tidak ada kebangkitan dan jalan keluar bagi mereka kecuali dengan penegakan Khilafah. Hendaklah bagi setiap orang yang bersih hatinya, yang mendengar sembari menyaksikan, agar mengingat kembali kewajiban berjuang untuk menegakkan Khilafah demi membebaskan umat, dan tidak ada lagi jalan selain itu.

Bahkan umat harus menyelamatkan seluruh manusia, karena mereka sedang terbakar oleh api kapitalisme yang zalim. Saat ini, umat Islam mengemban amanah untuk membebaskan dunia dari kekufuran, ketidakadilan, kesesatan, perbudakan antar manusia, serta perampasan harta umat dengan dalih kebebasan kepemilikan. Di mana umat dilempar ke dalam rawa yang kotor dengan dalih kebebasan individu, demokrasi, serta hak asasi manusia (HAM). Allah Swt. berfirman, “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.” (QS Al-Baqarah:143).

Bulan Ramadan adalah bulan yang dinaungi oleh suasana keimanan, sehingga ketakwaan dan ikatan kerohanian mendominasi di dalamnya. Bulan di mana hubungan seorang muslim dengan Tuhannya semakin erat. Semua itu merupakan hikmah dari puasa. Allah Swt. berfirman, “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah:183).

Suasana seperti ini akan memotivasi seorang muslim untuk melaksanakan amal salih. Suasana keimanan pada bulan ini juga menyeru seorang muslim untuk memulai terlebih dahulu amalan yang utama, kemudian amalan yang lebih utama dalam tingkatan amal. Penegakan Khilafah adalah puncak tertinggi dari amalan-amalan yang utama. Karena dengan adanya Khilafah, seluruh hukum Islam dapat diterapkan, dan kewajiban dapat ditegakkan secara sempurna. Khilafah juga akan menjaga harta, kehormatan, dan tempat tinggal yang ada.

Hendaknya kita tidak menyerah dan tidak bosan untuk mengingatkan kaum muslimin terkait amalan yang paling utama. Karena umat Islam telah diciptakan dengan sifat mencintai kebaikan, bertanggung jawab kepada orang lain, membantu yang membutuhkan, dan berkorban untuk mencapai tujuan. Ketika umat Islam dipimpin oleh pemimpin yang ikhlas dan sadar, maka umat dapat merealisasikan keajaiban.

Umat Islam adalah bangsa yang otentik dan dermawan. Tidak peduli bagaimanapun rasa lapar, lelah, lemah, dan kekejaman yang menimpa umat, ia pasti akan bangkit, bersuara, dan bergerak layaknya banjir yang akan menghanyutkan segalanya.

Meski umat ditimpa musibah pada era Perang Salib dan Mongol, umat tetap mampu untuk bangkit dan menjadi negara terbesar. Terlepas dari apa yang menimpanya sekarang, sebenarnya umat tidak mati. Karena umat Islam telah mengalahkan negara-negara besar dalam berbagai peperangan, dan hampir menggulingkan Amerika juga negara-negara Barat dengan revolusi untuk melawan rezim boneka.

Oleh karena itu, sesungguhnya kesadaran umat telah meningkat, meskipun belum sempurna. Akan tetapi kesadaran umat akan sempurna, karena ia adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; umat yang memiliki ideologi yang paling lurus; serta umat yang melahirkan partai dengan kesadaran paling tinggi. Dengan begitu umat Islam pasti akan menang atas izin Allah Swt.. (NZ/AL)

Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 435, terbit pada Rabu, 30 Syakban 1444 H/22 Maret 2023 M

Klik di sini untuk mengakses sumber

 

 

Visits: 1

Tags

Bagikan tulisan ini

Tulisan menarik lainnya...
Category

Gabung Channel Telegram