Oleh: Prof. Hamad Tabib
Di bagian sebelumnya, kami telah menjelaskan tentang tindakan apa saja yang Amerika lakukan untuk membendung Rusia. Kami pun telah menjelaskan bahwa kebijakan ini berhasil diterapkan pada batas tertentu di sebagian perkara, tetapi tidak berhasil di seluruh aspek yang Amerika inginkan.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang tindakan yang diambil Rusia dalam menghadapi kebijakan Amerika, untuk membuat Amerika kehilangan mimpinya dan jatuh ke bawah sayap Rusia, serta membuat Amerika melayani kebijakan dan tujuan ekspansi otoriternya, sebagaimana yang dilakukan Amerika dan negara-negara Eropa lainnya. Amerika layaknya orang besar yang kuat, tetapi tidak bisa melakukan apa pun.
Sebelum kita membahas berbagai tindakan yang Rusia lakukan untuk melawan pembendungan Amerika, sejenak kita membahas mengenai tindakan apa saja yang berhasil Amerika lakukan untuk membendung Rusia.
Amerika telah menurunkan Rusia dari posisi yang setara dengan negara-negara Barat yang cukup ditangani dengan perjanjian internasional, dan menjadikannya sama dengan negara-negara Eropa. Dalam hal ini, agar tidak menghalangi politik Amerika pada konstelasi internasional, seperti yang terjadi di Irak, Afganistan, dan Suriah. Diamnya Rusia dan para oposisi akan perlawanan Amerika tersebut, menjadi semacam upaya mempertahankan posisinya atas pembangkangan dan oposisi.
Rusia tetap diam dengan intervensi Amerika di banyak negara, tidak bergerak sedikit pun, bahkan tidak menghalangi pangkalan militer dan pos pengamatan militer di perbatasan negara-negara tersebut, sebagaimana terjadi di negara-negara Islam di perbatasan Afganistan.
Dalam arsip internasional yang panas, seperti Iran atau konflik dengan Yahudi, Rusia mengambil posisi netral dan tidak menentang kebijakan Amerika. Amerika memimpin konflik, rekonsiliasi, perang, dan kesepakatan tanpa campur tangan atau mendapat tentangan dari Rusia. Ini karena penarikannya dari situasi internal maupun karena beberapa keistimewaan ekonomi dan janji-janji Amerika kepada Rusia.
Amerika telah berhasil dalam kebijakan menjauhkan Rusia dari negara-negara Eropa—terutama dalam krisis baru-baru ini dengan Ukraina—yang ia membatalkan kontrak ekonominya di bidang energi dan membentuk kuasi-isolasi antara Amerika dan Rusia.
Rusia telah meninggalkan banyak strategi militer dalam memelopori peralatan perang dan senjata superkonvensional jarak jauh. Itu karena kebijakan yang dimaksud, terutama dalam bidang ekonomi dan yang searah dengannya.
Rusia bungkam terhadap masalah pemerasan dolar global. Ia tidak mencoba untuk memecahkannya atau mengatasinya, meskipun telah melewati periode di mana ia dapat mengganti kebijakan kontrak energi dengan rubel, alih-alih dolar. Ini memberikan pukulan berat terhadap dominasi dolar pada era itu.
Selama era sebelumnya, Amerika telah sangat berhasil menjauhkan Cina dari Rusia, juga dari aliansi politik atau ekonomi apa pun di bidang internasional, seperti harga energi, data atmosfer, data korona, ataupun krisis ekonomi 2008. Data-data ini dikelola oleh Amerika tanpa intervensi yang efektif, baik dari negara-negara Eropa maupun Cina dan Rusia.
Ini adalah beberapa hal yang diambil Amerika dalam membendung Rusia. Namun, Amerika tidak berhenti di situ, melainkan ingin menjadikan Rusia negara miliknya dalam semua kebijakannya dan tidak menentangnya dalam intervensi apa pun, bahkan di dalam Federasi Rusia sendiri. Amerika ingin membatasinya secara internasional tanpa menjalin kemitraan atau kesepahaman dengan Cina atau negara lain. Juga memaksanya untuk membongkar semua kesepahaman dan aliansi dengan negara-negara bekas kubu Timur, serta sikap diamnya atas penyertaan atau pengusiran salah satu negara di NATO atau organisasi militer lainnya.
Politisi Rusia telah menyadari bahwa apa yang dilakukan Amerika adalah campur tangan terang-terangan di dalam negara mereka, terutama perjanjian keamanan dan ekonomi yang ditandatanganinya dengan sekutu Rusia di lebih dari satu negara. Yang terbaru adalah yang dilakukan Menteri Luar Negeri AS Blinken pada 2023 dalam penandatanganan perjanjian dengan pemimpin dari lima negara independen (merdeka). Ini meningkatkan kepastian Rusia terhadap tujuan Amerika. Perang berkecamuk disulut Amerika di dekat wilayahnya, bahkan di taman depan rumahnya, dan akan pindah ke rumahnya sendiri.
Saya juga menyadari bahwa Amerika menginginkan adidaya ini, sang pewaris Uni Soviet, untuk tetap menjadi kurcaci yang tidak bernilai atau berpengaruh dan tetap membutuhkan simpati dan kebaikan Amerika untuk membimbing, mendikte, dan mengarahkan seperti yang diinginkan Amerika. Semua ini dilalukan agar Amerika tetap berada di singgasana eksklusivitas internasional tanpa tandingan.
Amerika secara terbuka menyingkap wajah jahatnya kepada Rusia. Konflik Ukraina layaknya seekor kera betina yang mematahkan punggung unta. Tujuan intervensi Amerika kepada Ukraina tidak hanya bertujuan menahan dan membatasi posisi, rumah, atau taman-taman sekitarnya. Bahkan, Amerika masuk ke dalam rumah untuk melakukan apa saja yang ia mau, merusak segala sesuatu, serta mengintervensi taman-taman di sekitar. Oleh karena itu, ia membuat perjanjian-perjanjian, mendirikan pangkalan militer, merekrut siapa pun yang ia mau untuk bergabung ke dalam aliansi militer, juga menarik siapa pun demi kepentingan ekonomi dan politik.
Dengan kata lain, Amerika menargetkan Rusia sebagai negara adidaya, bukan sebagai negara aktif. Amerika mengantisipasi hal-hal yang membuat dunia berada pada level yang sama. Hal ini ditujukan agar ia dapat mempertahankan politik hegemoni dan eksklusivitas internasional, terutama sejak adanya keresahan dari beberapa negara Eropa (seperti Prancis), untuk membentuk kekuatan militer Eropa yang akan terpisah dari NATO. Saat ini, Amerika menggunakan NATO sebagai “tentaranya” kapan pun dan di mana pun ia mau, sehingga Eropa hanya perlu membayar biayanya. Bahkan, pada masa jabatan sebelumnya, Trump mengatakan, “Amerika tidak harus membayar aliansi. Eropalah yang harus membayar sebagai ganti atas perlindungan yang kami berikan.”
Terdapat juga kegelisahan dari Cina dalam beberapa hal, tetapi kegelisahannya tidak sampai pada titik menentang Amerika dan kebijakannya. Inilah yang terjadi dalam kasus mengganti emas dengan beberapa obligasi Treasury AS, atau menyerukannya dalam pertemuan puncak G-20 baru-baru ini untuk menyingkirkan dominasi global dolar. Untuk alasan ini, Rusia mengambil tindakan yang berlawanan untuk berdiri teguh dalam menghadapi Amerika dan kebijakan serta tujuan otoriternya; dan untuk melindungi dirinya dari gangguan dan kehancuran ekonomi dan politik.
Di sisi lain, Presiden Rusia Putin telah menetapkan tujuan, kebijakan, dan tindakan internal dan eksternal untuk berdiri teguh dalam menghadapi arus yang ganas ini, juga untuk membebaskan dirinya dari semua tekanan dan intrik yang ditarik Amerika terhadap Rusia. Di antara tindakan dan kebijakan itu adalah sebagai berikut. [GZ/RA]
Bersambung.
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 450, terbit pada Rabu, 16 Zulhijah 1444 H/ 5 Juli 2023 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 23