Oleh: Prof. Muhammad Sholih
Sejak awal revolusi Syam, Amerika telah berupaya untuk menyerang Syam dengan keras melalui Iran dan milisinya, juga partainya di Lebanon. Namun, ketika Amerika menyadari bahwa mereka tidak akan berhasil, ia melibatkan Rusia ke Suriah pada akhir tahun 2015 untuk menyerang inkubator revolusi dengan tangan besi, juga untuk mempertahankan pemimpin rezim yang berkuasa di Damaskus, dan melindunginya agar tidak jatuh.
Tidak cukup dengan hal itu, bahkan mereka menggunakan cara halus—yang lebih berbahaya daripada cara keras—, yaitu melalui negara-negara yang mengaku bersahabat dengan rakyat Suriah. Yang paling utama adalah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan, ia memihak revolusi Syam dan mengikatnya dengan uang politik yang diracuni, sehingga ia mencoba mengalihkan revolusi dari revolusi rakyat ke revolusi faksi, agar lebih mudah dalam mengarahkan dan menyimpangkan mereka dari tujuan yang ingin dicapai, yaitu penggulingan sistem dengan seluruh pilar dan simbolnya, pembebasan dari negara-negara kafir dan melepaskan pengaruhnya, serta tegaknya Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian.
Dengan demikian, revolusi Syam dipengaruhi oleh kumpulan faksi terkait yang disponsori dan diawasi Amerika secara langsung di Suriah Utara dan Timur (QSD), atau secara tidak langsung melalui rezim Turki di Suriah Utara dan Barat, dan sebelumnya Arab Saudi juga rezim lainnya di bagian Selatan. Kumpulan faksi dan intelijennya inilah yang meracuni inkubator revolusi dengan siksaan yang paling buruk. Mulai dari penangkapan dan penculikan, pelanggaran terhadap kesucian rumah, membatasi penghidupan masyarakat, hingga pengambilan cukai di dalam negeri dan penyeberangan antarwilayah yang dikuasai faksi-faksi tersebut.
Yang semakin memperburuk keadaan adalah kurangnya lapangan kerja juga jatuhnya mata uang Suriah terhadap dolar dalam lima tahun terakhir. Dari 500 lira Suriah per satu dolar, hingga menjadi lebih dari 10.000 lira.
Nilai tukar mengambang ini berdampak buruk pada kondisi kehidupan masyarakat. Hal tersebut menjadi alat tekanan untuk menundukkan inkubator revolusi dan membuat mereka meninggalkan tujuan revolusi mereka. Bahkan daerah yang bertransaksi dengan lira Turki pun tak luput dari kesulitan ini kehilangan nilainya terhadap dolar.
Ketika nampak bahaya dari kumpulan faksi yang disponsori dan diawasi oleh Amerika, maka faksi-faksi ini hilang dari jangkauan dukungan masyarakat, namun revolusi besar mereka tidak berhenti. Seperti yang dapat kita saksikan dari pergerakan rakyat selama beberapa bulan melawan sikap dan tindakan dari kumpulan faksi dan intelijen juga agen-agen bayangannya, adalah bukti nyata dari hal tersebut. Demonstrasi rakyat yang mengecam tindakan intelijen yang disebut Hay’at Tahrir Al-Sham dan pelanggarannya terhadap rakyat revolusi terus berlanjut, melibatkan laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Maka gerakan ini membawa kita kembali ke awal revolusi Syam, dengan slogan-slogan nyata, dan mencantumkan nama-nama demonstran setiap hari Jumat. Hal tersebut merupakan indikasi jelas bahwa revolusi terus berlanjut. Bahwa faksi-faksi terkait telah jatuh setelah kebenaran dan perannya terungkap.
Wahai penduduk Syam, Hizbut Tahrir sejak awal telah berterus terang dengan kebenaran, menarik garis lurus di samping garis yang bengkok, menunjukkan jalan yang harus kalian ambil dan tujuan yang harus kalian tuju, memperingatkan akan jalan yang berbahaya, dan mengungkap intrik dan konspirasi yang akan kalian hadapi di tengah lautan negara-negara musuh yang menunggu Islam dan umat Islam. Kami jelaskan kepada kalian sejak awal, revolusi bukan berarti merubah bagian luarnya saja dan mengganti penindas dengan penindas lainnya, melainkan perubahan realitas yang rusak di luar dan dalam. Kami telah memperingatkan kalian pada Senin (19-09-2011) tentang bahayanya peran Turki, melalui pernyataan bertajuk, “Mengungkap Peran Turki di Suriah: Penculikan dan Penyerahan Perwira Hussein Harmoush kepada Rezim Suriah”.
Pada hari itu telah diungkapkan kepada kalian bahaya yang telah dicapai oleh kumpulan faksi yang menyesatkan orang-orang yang ikhlas, dan bahaya rekonsiliasi dengan rezim kriminal Bashar yang diserukan oleh rezim Turki dan kumpulan faksi yang bersegera untuk mengimplementasikannya secara praktis.
Hizbut Tahrir juga mengingatkan kepada kalian barang yang menginginkan kebenaran dan berkorban demi kebenaran, maka berpegang teguhlah pada kebenaran yang ia jalanimengetahui fakta Barat dan antek-anteknya. Oleh karena itu perlu untuk menyadari fakta pertarungan dan pertempuran; antara benar dan salah.
Jika kalian seperti itu ketahuilah bahwa kalian sanggup menyelamatkan revolusi kalian dari kesia-siaan dan mengembalikan ke arah yang benar menuju penghancuran sistem kriminal beserta undang-undangnya juga seluruh simbol, landasan-landasannya, dan peraturan-peraturannya. Mengganti semua itu dengan hukum Islam, aturan-aturan, dan sistem politik yang diridai oleh Allah kepada kalian sistem Khilafah yang ditawarkan rancangannya oleh Hizbut Tahrir. Maka tidak ada jalan keluar bagi kalian dan revolusi kalian kecuali dengan mengadopsi rancangan yang mulia ini.
Ketahuilah wahai penduduk Syam, bahwa Hizbut Tahrir adalah bagian dari mereka, sebagaimana mereka adalah bagian dari umat Islam, yaitu pemberi peringatan terbuka, yang menjaga umat dari setiap bahaya. Seorang pemberi peringatan terbuka adalah sosok yang jika dia ingin memperingatkan atau memberitahu kaumnya tentang suatu yang ditakuti, mereka akan menanggalkan bajunya dan mengarahkan umat. Mereka bergegas menuju umat untuk menyampaikan pada umat apa yang menyerang mereka. Mereka semua menjadi garda terdepan dan pionirnya untuk mendesak dan menghadapi musuh.
Karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan dirinya dan dengan apa dia diutus. Abu Musa r. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaanku dan perumpamaan risalah yang kubawa adalah bagaikan seseorang yang mendatangi sebuah kaum, lantas ia katakan, ‘Wahai kaumku, aku telah melihat sebuah pasukan dengan kedua mataku, dan aku adalah pemberi peringatan yang terbuka, maka selamatkanlah kalian, selamatkanlah kalian.’ Lantas sebagian kelompok kaumnya mentaatinya sehingga mereka meneruskan perjalanan hingga selamat, namun sebagian lain mendustakan dan tetap berada di tempatnya hingga pasukan menyerang mereka di pagi buta dan menyandera mereka. Itulah perumpamaan orang yang mentaatiku dan mengikuti risalah yang kubawa, dan perumpaman orang yang membangkangku dan mendustakan kebenaran yang kubawa.” (HR Bukhari dan Muslim). [AN/SPS]
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 457, terbit pada Rabu, 7 Safar 1445/23 Agustus 2023 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 19