Saat ini seruan “bal bas/bal jaghm” yang mengacu pada ajakan akan berlanjutnya perang di Sudan semakin nyaring. Di mana para pendukungnya, termasuk intelektual dari kalangan media dan lainnya, mengklaim bahwa mereka memiliki kekuatan untuk melanjutkan perang dengan memberikan tekanan kepada para komandan militer (ASF) agar dapat menghabisi Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Mereka mengatakan, bahwa perang ini adalah urusan internal yang tidak ada hubungannya dengan intervensi kolonial asing, baik AS maupun Inggris.
Pertama-tama, kami menegur mereka yang menyerukan berlanjutnya perang, kehancuran, dan kekacauan di negara kami, karena sejatinya mereka dibutakan oleh rasa sakit dan penderitaan, sehingga tidak dapat melihat dengan cermat apa yang sedang terjadi. Kami pun menduga kuat bahwa kebanyakan dari mereka tidak menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan akidah dan agama mereka.
Tidak ada perbedaan pendapat mengenai fakta bahwa perang ini dilakukan tanpa adanya strategi yang jelas dalam memilih perdamaian ataukah perang. Di mana keduanya merupakan pilihan sah yang akan dihargai oleh mereka yang sadar dan ingin melestarikan keamanan negara, jiwa, serta kehormatan masyarakat.
Banyak pertanyaan yang beredar di majelis masyarakat Sudan yang tengah berduka, antara lain, apa strategi perang yang saat ini digunakan Al-Burhan dan para jenderal perangnya? Demi kepentingan siapa perang dimulai dan dilanjutkan? Mengapa ASF menuntut agar dilepaskan kendalinya, padahal kendali masih kuat dan si pembunuh masih bebas berkeliaran dan bersenang-senang?
Mengapa semua teknik perang tidak berfungsi? Mengapa ASF berulang kali mundur? Mengapa yang menjadi korban adalah warga negara yang baik? Padahal, kesalahan mereka hanyalah mempercayai tentara (ASF), yang justru menarik diri dan membiarkan mereka menghadapi kejahatan paling keji.
Mengapa perang terjadi tanpa adanya kesadaran ataupun pemahaman? Mengapa para pemimpin ASF menuntut agar rakyat dimobilisasi (untuk memberontak, ed.) dan kemudian pasukan dalam jumlah yang besar justru ditahan? Bagaimana mungkin mereka bisa berperang melawan pemuda yang tidak berpengalaman dengan senjata ringan seperti AK-47 dan lainnya, dengan menggunakan senjata empat kali lipat, ganda, DShK atau sejenisnya?
Seluruh pertanyaan dan tuntutan akan adanya penjelasan di atas adalah suatu kewajaran, ia muncul sejalan dengan kelemahan para jenderal ASF dalam menjawab hal-hal tersebut. Yang sayangnya, para intelektual pun tidak mengambil inisiatif untuk meminta pertanggungjawaban para jenderal sampai mereka mengatasinya atau mengundurkan diri dan membiarkan datangnya sosok lain yang jujur, terpercaya, dan menepati janji, untuk melanjutkan penanganan krisis dan menghentikan kekacauan. Jangan sampai ada yang berkata bahwa hal tersebut sulit, karena buktinya, Umar bin Khattab dapat melengserkan Khalid bin Walid, jenderal berbakat serta kuat di tengah berkecamuknya perang, dan menunjuk Abu Ubaidah Aamir bin Al-Jarrah, yang semuanya merupakan pilihan yang Allah ridai, dan semoga kita dipersatukan bersama mereka.
Jangan ada yang mengatakan bahwa kehidupan akan berhenti jika si fulan, sang pemimpin itu tiada. Jangan sampai ada yang berkata begitu, karena sesungguhnya Nabi saw. Selaku makhluk terbaik, telah tiada. Namun, setelah beliau wafat, muncullah para pemimpin terhormat yang melanjutkan perjalanannya, mempersatukan bangsa, meraih kemenangan, dan mengibarkan panji-panji Islam.
Beberapa intelektual kita harus meninggalkan kebusukan yang dulu, dan hingga kini masih dipraktikkan dengan mudahnya, hal ini agar mereka dapat mengikuti apa yang terjadi di sekitar. Karena sejatinya, mereka perlu mengikuti peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perang di negara kita, baik secara internal ataupun eksternal, untuk mengetahui; Apa hubungan kedutaan asing dengan perang ini–khususnya kedutaan besar AS dan Inggris–?
Apa yang dilakukan Duta Besar AS, John Godfrey di Sudan? Mengapa pemerintahan Al-Burhan mengizinkannya melakukan perjalanan ke seluruh negeri dan bertemu dengan semua sektor masyarakat? Mengapa Anda tidak memintanya untuk mengklarifikasi pernyataan bahwa dia “datang untuk mencapai aspirasi rakyat Sudan”?
Apakah ia seorang duta besar atau pemerintah? Dan mengapa mereka mengizinkannya mencampuri banyak urusan dalam negeri dan mengunjungi masyarakat di rumah mereka, padahal hal ini merupakan pelanggaran diplomatik menurut piagam negara? Lalu apa motif pernyataan Duta Besar Inggris, Giles Lever? Dan pihak mana yang didukungnya secara jelas dan tanpa tipu muslihat?
Ini adalah fakta yang jelas, tidak dapat di bantah kecuali oleh orang bodoh atau orang yang memiliki aset berharga. Ini adalah fakta yang bahkan disadari oleh anak-anak. Siapa pun yang memasuki situs Departemen Luar Negeri AS, akan melihat sejauh mana instruksi kepada pihak-pihak yang berperang. Siapa pun yang memasuki situs Kedutaan Besar AS di Sudan akan mengetahui siapa sebenarnya penguasa negara tersebut. Dan setiap orang yang mengikuti situs X serta mengikuti pernyataan para duta besar dan utusan di Sudan, akan menyadari kebenaran yang jelas dan nyata.
Hal paling berbahaya yang ada pada banyak intelektual di negara kita adalah, mereka tidak membaca atau mengikuti peristiwa, namun mereka ingin mengontrol dan memutuskan jalannya peristiwa. Dan sayangnya, mereka menyangkal fakta demi mencari pembenaran atas berlanjutnya perang melalui hal yang ada pada diri mereka sendiri!
Mereka yang menjalankan perang ini sejatinya mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat Sudan, terutama setelah kejahatan RSF terungkap dan menghadapkan rakyat Sudan pada dua pilihan;
Pertama, melanjutkan perang ini dengan kehinaan, kegagalan, dan kekalahan telak; yang mana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya penolakan dari para pemimpin untuk melepaskan kendali ASF, tetapi di saat yang sama juga menolak melakukan penyerangan terhadap RSF yang berkeliaran dan berleha-leha tanpa adanya serangan yang jelas, melainkan hanya janji-janji palsu.
Kedua, melakukan hal yang memalukan, yakni datang ke ‘mimbar’ Jeddah yang dikuasai AS, sehingga AS dapat mencapai agendanya untuk memonopoli Sudan. Sementara itu, AS terus berjuang dengan mendatangi berbagai kedutaan dan organisasi, untuk melawan antek-antek sipil Inggris yang berbalik melawan revolusi dan pemerintahan serta mengusir mereka.
Semua ini sejatinya adalah perselisihan politik-militer untuk memperebutkan pengaruh dan kepentingan kolonial, yang harganya harus dibayar oleh orang-orang baik di negara tersebut. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung!
Kesadaran sangatlah penting dalam menghadapi perang ini, yang mana sebagian besar informasi terkaitnya dikelola oleh media, sementara terjadinya penyerahan wilayah dan kamp-kamp berlangsung di dunia nyata. Kesadaran telah menjadi sebuah pertempuran, di mana pemenangnya adalah mereka yang sadar akan fenomena, juga seluk-beluk sesuatu melalui tindak lanjut yang cermat lagi mendalam, dan dapat menghubungkannya berdasarkan agama dan iman mereka.
Kesadaran politik adalah pandangan terhadap peristiwa dari sudut pandang khusus, yang dapat membedakan hak dari yang batil, rasional dari irasional, benar dari yang salah, dan bahkan memberi Anda obat yang efektif lagi fundamental bagi setiap masalah, juga solusi untuk setiap krisis.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu perubahan kondisi ini berdasarkan agama dan rida-Mu, sesuai dengan hukum dan aturan-Mu yang bijaksana lagi perkasa. Ya Allah, penuhilah janji-Mu bagi kami, akan munculnya Khilafah yang memimpin dengan metode kenabian, agar kami dapat menegakkan pemerintahan-Mu, menerapkan seluruh hukum-Mu, menegakkan keadilan-Mu, dan memberikan kemenangan kepada setiap hamba-Mu yang lemah di bumi, wahai Tuhan Semesta Alam.[KZ/AZ]
Ditulis oleh: Prof. Muhammad Jama (Abu Ayman)
Asisten Juru Bicara Resmi Hizbut Tahrir Wilayah Sudan
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 502, terbit pada Rabu, 27 Zulhijah 1445 H/3 Juli 2024 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 5