Dewan Lokal Kota Al-Bab mengumumkan pada Rabu (26-06-2024), tentang upaya uji coba pembukaan Jalur Perdagangan Abu Al-Zendin, yang nantinya akan digunakan sebagai jalur perdagangan resmi. Jalur ini menghubungkan wilayah Tentara Nasional Suriah (SNA)—yang bekerja sama dengan Pemerintah Turki—dengan wilayah yang berada di bawah kendali rezim kriminal Assad.
Dengan penuh kebohongan, Dewan Lokal mengklaim bahwa keputusan ini mencerminkan keinginan mereka untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat di wilayah tersebut, meningkatkan aktivitas ekonomi lokal dan komersial, juga meningkatkan sumber daya Dewan Lokal untuk dibelanjakan demi kepentingan umum, serta merehabilitasi infrastruktur di kota tersebut.
Diumumkan pada Kamis (27-06-2024), bahwa konvoi komersial pertama dari wilayah Tentara Nasional Suriah (SNA) telah memasuki wilayah yang dikuasai oleh rezim kriminal Assad, melalui Jalur Abu Al-Zendin dekat Kota Al-Bab di pedesaan timur Aleppo.
—
Setelah itu, para pejuang revolusi pun bangkit di seluruh wilayah Tentara Nasional Suriah (SNA), mengekspresikan kemarahan, perlawanan, dan penolakan mereka terhadap konspirasi. Mereka menyampaikannya melalui gerakan serius untuk mencegah terjadinya langkah pengkhianatan lagi berbahaya ini, terutama rakyat di dalam dan sekitar Kota Al-Bab, yang bergerak perlahan bersama berbagai faksi menuju pos perbatasan.
Saat bergerak, mereka telah berada dalam sebuah kondisi yang menunjukkan kemuliaan dan pengaruh umat; demi mencapai kepentingannya, menuntut hak-haknya, dan mencegah tangan yang merusak revolusi. Gerakan ini juga diiringi dengan kegiatan intensif di situs-situs komunikasi, di mana hal tersebut menunjukkan opini publik yang sangat kuat dalam menentang kejahatan pembukaan pos perbatasan secara umum, dan Pos Perbatasan Abu Al-Zendin ini secara khusus.
—
Melalui berita ini, kami mendapatkan beberapa hal:
Pertama: Gagasan pembukaan pos perbatasan bukanlah hal baru, melainkan upaya lama yang sudah mengalami banyak kegagalan karena sikap masyarakat yang menolak gagasan tersebut, seperti yang terjadi di Maarat Al-Naasan yang berada di bawah kendali Hay’at Tahrir Al-Sham bertahun-tahun yang lalu, di mana para demonstran ditabrak dan salah satu dari mereka syahid.
Kedua: Langkah normalisasi ini tidak mungkin menjadi keputusan yang bersifat lokal dan subjektif. Sebaliknya, ini adalah hasil dari kesepakatan dan kesepemahaman Turki-Rusia yang melayani tirani Syam. Usaha pencitraan perkara ini sebagai keputusan lokal, tidak lain adalah bentuk ketakutan akan reaksi masyarakat yang menolak langkah rekonsiliasi atau normalisasi dengan rezim kriminal Assad.
Upaya untuk membuka pos perbatasan ini, bertepatan dengan bujuk rayu Erdogan terhadap hubungannya dengan tiran Assad. Baru-baru ini, ia menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk tidak menjalin hubungan dengan Suriah. Ia juga menekankan bahwa, “Seperti sebelumnya, hubungan Turki-Suriah baik, dan saya telah bertemu dengan Assad di waktu lalu, sehingga hal tersebut mungkin saja kembali terjadi. Kami berharap dapat bertemu lagi pada tahap berikutnya dan kami siap untuk itu.”
Ketiga: Pembukaan pos perbatasan ini bukanlah persoalan lokal yang terkhusus pada Kota Al-Bab saja, melainkan sebuah keputusan pada tingkat revolusi yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Karena itu, meremehkan perkara ini serta menghubungkannya dengan pihak yang tidak memiliki kendali terhadapnya adalah kelicikan dan penipuan yang terang-terangan.
Keempat: Pembukaan pos perbatasan ini merupakan napas buatan untuk rezim yang sudah mulai runtuh, sebuah legitimasi, dan upaya murahan untuk menundukkan masyarakat agar terus menganggap baik hubungan dengan rezim pembunuh ini, yang telah menghabisi perempuan, anak-anak, serta orang tua. Mereka telah mencabik-cabik kehormatan dan kesucian, sedang sel gelapnya masih dipenuhi oleh tahanan tak bersalah, baik pria, wanita, maupun anak-anak.
Kelima: Tujuan pembukaan pos perbatasan bukanlah untuk kebangkitan ekonomi di wilayah tertentu atau peningkatan kondisi kehidupan masyarakat—seperti yang mereka klaim—, melainkan ini adalah hal terakhir yang ada di benak mereka dengan kepentingannya. Sejatinya, ini merupakan tindakan politik jahat oleh para pemimpin yang dibayar, antek-antek rezim Turki, dan alat murahan miliknya. Ini adalah awal dari proyek rekonsiliasi yang dipromosikan oleh rezim Turki di bawah bimbingan Amerika Serikat, sebuah langkah dalam rencana jahat untuk mendorong normalisasi dengan rezim kriminal Assad, diikuti dengan langkah-langkah yang lebih buruk, licik, dan berbahaya.
Keenam: Kendali hari ini berada di tangan orang-orang revolusi, mereka yang setia, mujahidin yang tulus, pengungsi-pengungsi dari berbagai kota di Suriah, dan para penghuni kamp pengungsian yang tidak layak bagi manusia. Hanya merekalah yang memiliki kasus ini. Atas izin Allah, mereka mampu menghentikan lelucon-lelucon ini dengan mencegah tangan setiap penindas, perusak, dan orang-orang yang bersekongkol, melalui usaha mendasar untuk mengakhiri penderitaan yang sudah berlangsung lama. Mereka juga mampu membuka pintu-pintu yang tertutup, melalui intifadah yang tidak menyisakan apa pun.
—
Hal ini terlihat dalam gelombang kedua revolusi saat ini. Sebuah perlawanan yang kuat, yang meninggikan orang-orang jujur, membalikkan keadaan para konspirator, juga mengembalikan kekuasaan dan hak memutuskan kepada umat dari para perampas kekuasaannya, yaitu orang-orang rezim Turki dan antek-anteknya, yang menggadaikan keputusan mereka kepadanya, dengan segala kehinaan dan kerendahan, serta mengabaikan revolusi dan pengorbanan rakyatnya.
Pada akhirnya, orang-orang jujur akan mempercepat langkahnya untuk membuka front pembebasan yang nyata melawan rezim kriminal, untuk menggulingkannya di halaman belakang rumahnya, dan memahkotai pengorbanan yang ada dengan pemerintahan Islam.
—
Hal ini mengharuskan para revolusionis memiliki kepemimpinan politik yang sadar, serta dengan tulus membawa keprihatinan bangsa dan proyek penyelamatannya yang didasarkan pada akidah Islam, setelah sebelumnya rezim Turki tumbang karena dipandang oleh rakyat sebagai pemimpin politik yang menghancurkan revolusi.
Yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang jujur dan benar, yang memperingatkan mereka dari konspirasi dan jebakan. Kepemimpinan yang menyatukan upaya mereka, menggambar peta jalan yang jelas, untuk memetik hasil dari kegigihan dan pengorbanan besar mereka. Semoga Allah meridai hal ini, juga memberikan kemenangan kepada kita, dengan izin-Nya, dan semoga hal ini dapat terjadi dengan segera. [FR/HK]
Ditulis oleh: Nasser Sheikh Abdul Hay, Suriah
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 502, terbit pada Rabu, 27 Zulhijah 1445 H/3 Juli 2024 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 3