Search
Close this search box.

Pembebasan Mesir untuk Pembebasan Palestina

Oleh: Dr. Mushab Abu Arqoub (Anggota Kantor Media Hizbut Tahrir Palestina)Ketika entitas Yahudi menyerbu distrik Shekh Jarrah dan menyerang salah satu rumah di distrik tersebut setelah menodai Masjidilaqsa pada bulan Ramadan. Salah seorang wanita—yang berhasil bebas keluar ke hadapan para penjajah—mengharap bantuan dan kekuatan dari penduduk Mesir dengan keyakinan akan suatu hari yang pasti: “Suatu hari nanti 100 juta orang Mesir akan datang kepada kalian dan membebaskan Palestina. Sekiranya mereka hanya bersin, maka mereka pasti akan membunuh kalian.”Keyakinan mereka terhadap hari di mana para penduduk Mesir akan bergerak mencerminkan kebanggaan rakyat Palestina terhadap Mesir dan kaum muslimin. Mereka menunggu kaum muslimin untuk melaksanakan tanggung jawabnya menuju Tanah yang Diberkati dan tempat Isranya Rasulullah saw. Mereka menunggu pasukan seperti pasukannya Salahuddin, menunggu pemimpin seperti Saifuddin Qutuz, dan menunggu pertempuran seperti Pertempuran Hittin. Mereka benar-benar yakin akan adanya pergerakan tersebut.Hanya saja, pergerakan tersebut adalah pergerakan yang dicegah, dibelenggu, dan dihambat di bawah bayang-bayang tiran dan agen seperti Al-Sisi, Bashar, dan tiran lainnya di negara-negara Islam. Oleh karena itu, umat harus sadar akan perlunya mencabut rezim saat ini dan terdorong untuk melakukan revolusi. Sementara itu, rakyat Palestina sedang menunggu revolusi yang akan mengarah pada pembebasan tanah mereka, Tanah yang Diberkati.Tanah Palestina telah menjadi saksi bahwa umat Islam adalah umat yang besar dan tidak terkalahkan. Meski umat ini terkadang sakit, tapi ia tidak akan pernah mati. Umat ini telah bangkit setelah Perang Salib dengan mengalahkan tentara Salib, mencabut kerajaan mereka dari tanah kita, dan mencabut kekuasaan mereka dari Yerusalem. Selain itu, umat ini juga telah berhasil melanjutkan jalan penaklukan, sampai raayatul Islam (bendera Islam) berhasil dikibarkan di Konstantinopel, menguasai gerbang timur Eropa, serta mengembalikan kejayaannya (Islam).Begitu juga setelah invasi bangsa Mongol, umat berhasil mematahkan punggung mereka sekali lagi di Tanah Palestina dalam Pertempuran Ain Jalut yang menentukan. Dengan begitu, umat berhasil mendapatkan kembali kemuliaan, kehormatan, martabat, dan perannya dalam mengemban Islam. Begitupun dengan Kekhalifahan Utsmaniyah yang terus mengemban Islam dan melakukan penaklukan di Eropa Timur, sehingga orang-orang Bosnia, Herzegovina, dan Albania memeluk Islam.Meski umat Islam terkadang berada dalam posisi kebingungan. Akan tetapi, dengan segera umat berhasil mendapatkan kembali keagungannya, kekuatan akidahnya, hubungan dengan asal dan sejarahnya, serta memunculkan kembali para pahlawannya. Hal itu terjadi karena umat ini meyakini akidah “laa ilaha illallah muhammadur Rasulullah” yang artinya: Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Barang siapa yang memiliki keyakinan ini, niscaya tidak akan ada apapun yang bisa menghentikannya.Maka, pergerakan umat islam adalah hal yang wajar dan tak terhindarkan. Sementara kehidupan umat saat ini adalah periode pengecualian yang pasti berlalu. Karena, sebagai pembawa risalah ke seluruh dunia, umat ini pasti akan menjadi umat nomor satu di dunia dengan kebaikan yang dia bawa untuk seluruh umat manusia, serta dengan apa yang dia bawa; berupa risalah dan cahaya. Selain itu, merupakan hal yang pasti pula bahwa umat akan mendapatkan kembali kekuatannya dan memberontak melawan seluruh kezaliman. Maka pada saat itulah dunia Islam akan kembali sembuh pada saat musuh menyangka bahwa mereka sudah mati.Sesungguhnya keberhasilan revolusi di negeri kita adalah dengan mencabut sistem saat ini dari akarnya. Penjajahan Barat telah membagi-bagi umat Islam menurut batasan Perjanjian Sykes-Picot dan memasang antek-anteknya untuk memerintah di negara-negara tersebut atas perintahnya.Semua negara telah dirancang agar senantiasa gagal secara politik, ekonomi, dan budaya, dan satu-satunya keberhasilan bagi mereka adalah dengan melayani para penjajah,di mana kekayaan milik mereka telah dieksploitasi oleh para penjajah. Di sisi lain, para tentara kaum muslimin hanya bisa diam dan tidak bergerak, sementara kaum muslimin terpenjara di dalam perbatasan Sykes-Picot, sehingga mereka tidak bisa bersatu dalam satu kesatuan yang kuat.Khilafah tidak akan kembali kecuali setelah sistem yang ada saat ini dicabut dari akarnya. Maka, umat tidak dapat memperoleh kembali kehendak politik dan kedudukannya di mata dunia dengan hanya mengganti anteknya yang disini (Palestina) ataupun anteknya yang disana (negeri-negeri kaum muslimin lainnya). Adapun yang harus kita lakukan adalah menumbangkan rezim gagal ini secara keseluruhan dari negeri-negeri kita dan mendirikan Khilafah rasyidah yang sesuai dengan metode kenabian.Mendirikan Khilafah adalah “Inti keberhasilan” di setiap revolusi negara-negara Islam. Sebuah keberhasilan yang pasti mengarah pada penerapan harapan, aspirasi, serta solusi-solusi untuk berbagai masalah yang disandarkan pada akidahnya. Permasalahan utama umat ini adalah penjajahan Tanah Palestina dan tempat Isranya Rasulullah saw, sementara solusi syar’i-nya adalah dengan membebaskan tanah tersebut.Pembebasan Tanah Palestina adalah cerminan alami dan tujuan dari setiap pembebasan umat Islam yang terjadi di wilayah mana pun. Karena, setiap kali kaum revolusioner (umat Islam) merasa bahwa pembebasannya dari para tiran semakin dekat, maka semakin keras pula suara mereka di lapangan untuk membebaskan Palestina. Sebagaimana yang terjadi di Mesir, Syam, Yaman, juga Tunisia.Umat Islam adalah umat yang satu. Harapan, cita-cita, dan tujuan mereka adalah satu. Tujuan pertama yang harus digapai setelah pembebasan yang hakiki adalah membebaskan tempat Isranya Nabi Muhammad saw. seraya mengumumkan pernyataan tegas kepada dunia bahwa umat Islam telah mendapatkan kembali otoritas dan kehendak politiknya, serta kembali mengemban Islam sebagai risalah ke seluruh dunia. Sebuah risalah yang telah ada sejak dulu, risalah dari tanah Palestina untuk keluarga dan saudara kita yang kita cintai dan kita banggakan di Mesir.Sesungguhnya kalian mampu untuk melakukan revolusi. Karena rezim ini adalah rezim yang rapuh, tidak mendapatkan dukungan umat, dan tidak mampu menghalangi kalian jika kalian bergerak. Saudara-saudara kalian yang ada dalam barisan tentara mesir adalah keluarga dan kebanggaan kalian. Maka ajaklah mereka untuk bergerak bersama kalian, ajaklah mereka untuk menegakkan hukum Islam, dan ajaklah mereka untuk mengangkat bendera tauhid. Ajaklah mereka, karena mereka adalah bagian dari kalian begitupun sebaliknya. Mereka bukanlah tentara Al-Sisi, bukan pula tentara Amerika atau NATO. Mereka adalah tentara kalian, tentara kaum muslimin.Sungguh, dari Mesirlah pembebasan itu datang. Dari mesirlah pasukan kaum muslimin berangkat sambil bertakbir dan bersorak untuk kemenangan perang Ain Jalut, untuk mengibarkan bendera Islam di Tanah yang Diberkahi dan di negeri Syam, untuk mematahkan punggung bangsa Mongol. Maka hari ini adalah tugas kalian wahai penduduk Mesir.Wahai penduduk Mesir: Berkumpullah kalian bersama tentara kalian. Mintalah mereka untuk mengembalikan tegaknya hukum Allah Swt., bukan demi kemuliaan kalian saja, tapi demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin, seraya mengingat Muzaffar Al-Qutuz ketika dia memimpin pasukan dari Mesir dan berteriak di medan perang: “Pergilah ke Islam.”Pasukan itu jelas tidak berperang karena perbatasan Sykes-Picot, atau karena nasionalisme dan  patriotisme yang menjijikkan, melainkan mereka berperang dan menang hanya untuk Islam. Bebaskanlah diri kalian (dari para tiran) wahai penduduk Mesir, agar kita dapat merayakan—kemenangan itu—di pelataran Masjidilaqsa dengan pembebasan yang telah kalian wujudkan.Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 418, terbit pada Rabu, 29 Rabiulawal 1444 H/23 November 2022 MKlik disini untuk mengakses sumber

Visits: 5

Tags

Bagikan tulisan ini

Tulisan menarik lainnya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Category

Gabung Channel Telegram