KTT NATO Terakhir di Washington: 75 Tahun Agresi dan Arogansi
Presiden AS, Joe Biden, memulai KTT NATO di Washington. KTT ini bertepatan dengan peringatan 75 tahun berdirinya aliansi militer internasional agresif itu, yang dipimpin oleh Amerika dan negara-negara Eropa Barat. Merupakan tabiat buruk NATO, mengobarkan api peperangan regional dan lokal yang tidak pernah padam. Mereka selalu saja mendatangkan malapetaka dan kerusakan pada dunia, juga menciptakan banyak sekali sarang konflik dan titik ketegangan di lima benua.
Dalam pidato yang penuh perkataan manis dan tipu daya di pembukaan KTT, Joe Biden memuji NATO dan membesar-besarkan pencapaiannya, serta merujuk pada peringatan 75 tahun berdirinya NATO. Ia mengaitkan hal ini dengan pentingnya arti tempat yang sama, di mana perjanjian asli ditandatangani 75 tahun yang lalu. Faktanya, ia mengabaikan kenyataan bahwa NATO adalah aliansi ekspansionis dan kolonialis. Lalu secara keliru dan salah, ia menggambarkan NATO telah berkontribusi dalam menyebarkan perdamaian dan stabilitas global.
—
KTT saat ini secara umum berfokus pada dukungan tetap aliansi tersebut terhadap Ukraina, terutama setelah Rusia mengebom kota-kota Ukraina dengan rudal pada Senin (08-07-2024), yang menimpa sebuah rumah sakit anak-anak di Kiev. Hal inilah yang menjadi alasan perhatian para pemimpin NATO tertuju pada masalah Ukraina dalam KTT mereka secara umum, sehingga menutupi masalah lainnya.
Mereka berjanji untuk memberikan bantuan keuangan tambahan kepada Ukraina senilai 43 miliar dolar dalam jangka waktu setahun ke depan. Mereka juga berkomitmen untuk memasok senjata baru di Jerman, termasuk pesawat tempur F-1, demi melindungi wilayah udaranya.
Mengenai penempatan senjata canggih terbaru Amerika di Eropa, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa mereka akan memulai penempatan rudal jarak jauh dan senjata baru lainnya di Jerman pada tahun 2026. Untuk pertama kalinya, Gedung Putih dan Pemerintah Jerman mengumumkan di sela-sela KTT NATO mengenai sentralisasi senjata Amerika di Jerman, yang akan dimulai pada tahun 2026 dan memiliki kemampuan serta kapasitas yang besar untuk mencapai wilayah Rusia.
Dari sanalah rudal jelajah Tomahawk yang menjangkau jarak lebih dari 2.000 km dan anti-rudal SM6 untuk pesawat akan dikerahkan, juga ditambah dengan penempatan senjata canggih terbaru, yaitu senjata hipersonik. Semua ini akan memberikan perlindungan yang lebih baik kepada sekutu NATO di Eropa.
—
KTT tersebut juga menyerukan penguatan hubungan dengan Jepang dan Korea Selatan; menjelang diadakannya pembicaraan dengan para pemimpin Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan pada hari penutupan KTT. Sementara itu, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, berjanji untuk memperkuat kerja sama keamanan dengan NATO.
Mengenai negaranya, Rusia telah memperingatkan Amerika dan Barat untuk tidak meningkatkan eskalasi permusuhan NATO dengan Rusia. Ia juga mengatakan bahwa Rusia akan membalas setiap adanya peningkatan. Wakil Perdana Menteri Rusia, Sergei Ryabkov, menyampaikan di Saint Petersburg, “Sesungguhnya keamanan Rusia saat ini berada dalam bahaya, dan hal ini mengharuskan Rusia untuk membalas.”
Dalam kesempatan lain, Cina telah menjelaskan terkait dirinya mengenai kutukan terhadap KTT NATO. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina yang kelima menyampaikan kutukan dan penentangan kerasnya terhadap keputusan yang dikeluarkan KTT NATO. Ia menggambarkan terkait pernyataan NATO, “Telah mengakibatkan goncangan ketegangan di kawasan Asia Pasifik, serta dipenuhi oleh ungkapan yang berisi permusuhan dengan selipan mentalitas perang dingin di dalamnya. Pernyataan NATO juga dipenuhi dengan keberpihakan, pencemaran nama baik, dan provokasi.” Berkaitan dengan hal ini, Cina secara resmi telah melayangkan protes serius terhadap NATO.
—
Sementara itu, Amerika menggunakan NATO untuk membatasi kemampuan negara-negara besar pesaing, terutama Rusia dan Cina yang dikepung oleh Amerika dan NATO dengan mengerahkan pasukan serta pangkalan militer. Amerika juga membangun aliansi militer dengan negara-negara regional yang kecil untuk mengepung Cina dan Rusia. Pada saat yang sama, Amerika menerapkan perlindungan, mengharuskan kepatuhan, dan kedisiplinan kepada sekutunya dari Eropa agar tetap berada di bawah naungan Amerika.
Adapun negara-negara lain di dunia, melalui NATO, Amerika melakukan intervensi nyata militer untuk mengekang dan menghancurkan persatuan mereka, seperti yang terjadi pada Libya dan Serbia. Amerika juga melakukan intimidasi, mengancam, dan mengayunkan tongkat besar demi menghalangi dan memaksa mereka untuk tunduk, seperti yang Amerika lakukan pada negara-negara lain.
NATO pada awalnya didirikan untuk menghalangi Uni Soviet dan mencegah perluasan pengaruhnya di Eropa. NATO seharusnya dibubarkan dan dihapuskan setelah penghapusan Pakta Warsawa di bawah kepemimpinan komunis Rusia, setelah jatuhnya Komunisme dan berakhirnya blok negara-negara komunis; juga setelah pembubaran total ikatan Uni Soviet. Namun, yang terjadi adalah Amerika dan negara-negara Barat tetap mempertahankan keberadaan NATO, meskipun musuh konvensional komunisnya telah lenyap. Lalu, mereka menciptakan musuh baru bagi mereka dan NATO, yaitu Islam yang mereka perlakukan dengan perlakuan setan. Mereka menyifatinya dengan ekstremisme, terorisme, dan fundamentalisme.
—
Perluasan NATO, masuknya beberapa negara seperti Swedia dan Finlandia, juga dukungan terhadap pencalonan Ukraina untuk bergabung dengan NATO di kemudian hari, semua itu pada dasarnya akan memperpanjang umur kolonialisme dan arogansi. Menjadikan penindasan dan intimidasi terhadap negara-negara kecil—yang miskin beserta rakyatnya—sebagai sebuah praktik internasional dan hal biasa yang terus terjadi di dunia.
Situasi global yang tidak normal ini terjadi akibat adanya aliansi yang begitu dominan dan tidak adil seperti ini. Menghadapkan kaum muslimin pada sebuah kenyataan berat yang memerlukan perubahan, penghapusan, dan pencabutan untuk menghilangkan segala kejahatan ini dari dunia. Karena membiarkan keberadaannya terus berlanjut berarti melanjutkan ketidakadilan dan arogansi sebagai ciri negatif hubungan internasional, tabiat buruk struktur hubungan ini, dan sebuah dedikasi terhadap hegemoni negara-negara besar kolonial.
—
Perubahan yang diperlukan ini merupakan hal yang tidak bisa dihindari, untuk menyelamatkan umat manusia dari warisan berat yang didapatkan setelah Perang Dunia Kedua. Sebuah warisan yang sangat membebani pundak kaum muslimin, juga mereka yang tertindas dan lemah di dunia.
Tugas besar ini hanya bisa dilaksanakan oleh para pengemban dakwah dan risalah dari kaum muslimin ideologis, yang bekerja keras dan gigih untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam, serta menegakkan negara Khilafah Rasyidah kedua yang sesuai dengan metode kenabian; di mana hal itu merupakan satu-satunya harapan untuk menyelamatkan umat manusia dari tirani dunia kapitalis, dan mesin militer kriminalnya yang diwakili oleh aliansi kriminal NATO. [FR/HK]
Ditulis oleh: Profesor Ahmed Al-Khatwani
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 504, terbit pada Rabu, 11 Muharam 1446 H/17 Juli 2024 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 38