Search
Close this search box.

Kenaikan Harga Bahan Bakar Tunisia, Untuk Siapa?

Pemerintah Tunisia mengumumkan kenaikan harga beberapa bahan bakar yang akan dimulai pada Kamis (24/11/2022). Ini merupakan kenaikan harga yang kelima di tahun 2022. Dengan demikian, kenaikan harga bahan bakar pada tahun ini secara keseluruhan mencapai sekitar 20%. Segera setelah pengumuman tersebut, Kantor Media Hizbut Tahrir Tunisia mengeluarkan siaran pers, yang menjelaskan poin-poin berikut:

Pertama: Sesungguhnya tidak diragukan lagi, bahwasanya tugas pemerintah itu (pemerintah Tunisia)—di bawah naungan negara fungsional yang diterapkan di tanah kita—adalah mematuhi perintah dari Dana Moneter Internasional. Perintah ini mencakup pencabutan subsidi komoditas; menghubungkan harga mata uang dengan nilai dolar; dan mengurangi pengeluaran pemerintah, yang berarti negara tidak mengeluarkan biaya untuk mengurusi urusan rakyat di bidang pendidikan, pengobatan, dan lain-lain.

Kedua: Kenaikan harga bahan bakar ini akan berdampak pada peningkatan tarif transportasi dan kargo, dengan begitu berdampak juga pada peningkatan harga dan biaya bagi masyarakat, bersamaan dengan tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Ditambah dengan gaji yang rendah tidak mencukupi dengan harga bahan pokok. Belum lagi tempat tinggal, pakaian, pengobatan, dan pendidikan. Masyarakat akan sibuk mencari sepotong roti untuk makan sehari-hari.

Ketiga: Pemerintahan Presiden Saied adalah pemerintahan gagal yang tidak mampu mengatur urusan negara dan rakyat. Perhatian terbesarnya adalah melaksanakan dikte kolonial Barat dan lembaga keuangannya, serta menghadirkan kekayaan negara dan kepentingan rakyat sebagai persembahan dan mahar kepada IMF. Semua itu digunakan sebagai sarana untuk terus berada di kursi pemerintahan yang penyangganya telah bengkok.

Keempat: Alasan kegagalan pemerintahan ini adalah hilangnya arah, penerapan sistem pemungutan (pajak) yaitu sistem kapitalis, pengulangan solusi yang sama—padahal solusi itulah yang membawa kesulitan juga kesengsaraan—, dan meninggalkan sistem ri’ayah yaitu sistem Islam yang mulia.

Kelima: Sesungguhnya sistem politik ini adalah sistem yang menzalimi, membuat miskin, membuat lapar, dan membebani masyarakat. Penyebab dari keadaan ini adalah karena rusaknya pemerintahan dan sistem kapitalis yang diterapkan.

Sesungguhnya sistem yang diterapkan di negeri kita dan negeri kaum muslimin yang lainnya adalah sistem kapitalis yang bersifat sekuler, yakni memisahkan agama dari negara. Dia adalah sistem yang dibuat manusia, yang didasarkan pada hawa nafsu dan keinginannya. Karena itulah sistem ini pasti akan menghantarkan pada kesengsaraan dan kemiskinan.

Kami mengingatkan para penguasa dengan sabda Rasulullah saw., “Ya Allah, siapa pun yang memimpin suatu urusan umatku lalu mempersulit urusan mereka, maka persulitlah dia.” (HR Muslim).

Siaran pers menambahkan, “Oleh karena itu, kami di kantor media Hizbut Tahir Wilayah Tunisia mengutuk keras rencana pemerintah yang gagal ini, yang mengambil tindakan menggadaikan dan menjual negara, seperti tindakan yang diambil pemerintah-pemerintah sebelumnya,”

“Itu disebabkan karena rencana ini—selain untuk pemberdayaan kolonialisme dan seperangkat keuangannya di negeri kita—sudah keterlaluan dalam menghinakan rakyat Tunisia, dan merampas sumber daya alam mereka untuk kepentingan perusahaan-perusahaan asing yang menjarah komoditas yang Tunisia miliki,”

“Selanjutnya, Kami sampaikan nasihat kami kepada saudara kami di Tunisia, bahwasanya solusi untuk apa yang kita hadapi dari kesulitan hidup dan subordinasi menjijikan atas kolonial kafir Barat sebenarnya telah diketahui, yaitu dengan meninggalkan ideologi kapitalisme beserta sistem ekonomi dan keuangannya, menolak untuk menanggapi tekanan internasional dan lembaga-lembaga keuangan mereka—terutama IMF—, dan menolak bantuan internasional dan pinjaman banknya,”

“Sebagai gantinya, perlu adanya pengaktifan proyek peradaban Islam, sehingga kalian dapat melihat kehidupan baru yang aman dan tentram, serta bebas dari krisis ekonomi dan keuangan di bawah keadilan sistem ekonomi Islam. Islam telah menetapkan sistem ilahi yang mencegah dominasi antarkelas dalam masyarakat.”

Siaran pers diakhiri dengan sebuah pengingat dan peringatan dari firman Allah Swt., “Maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (TQS Thaha:123-124).

Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 419, terbit pada Rabu, 06 Jumadilawal 1444 H/30 November 2022 M

Klik di sini untuk mengakses sumber

Visits: 2

Tags

Bagikan tulisan ini

Tulisan menarik lainnya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Category

Gabung Channel Telegram