Oleh: Dr. Abdullah Nashir
Pertama, berkaitan dengan karakteristik dari hubungan AS-Iran. Terlebih tentang pernyataan yang menyatakan terkait pengiriman tentara. Pernyataan tersebut juga berisi jaminan perlindungan terhadap kapal-kapal laut di kawasan tersebut dari provokasi dan gangguan Iran.
Kedua, krisis yang dialami pemerintah Yahudi di bawah pimpinan Netanyahu.
Ketiga, kebijakan AS yang berkaitan dengan anggapan bahwa Cina adalah ancaman bagi politik internasional, serta hubungan Cina dengan jalur perairan tersebut.
Keempat, Partai Demokrat AS memerlukan dokumen yang akan dipresentasikan pada pemilu mendatang di 2024.
Kita akan membahas poin-poin berikut dengan rinci—atas izin Allah—.
Iran adalah negara yang berada dalam genggaman Amerika, yang melayani kepentingannya di kawasan itu. Terdapat banyak bukti mengenai hal ini, seperti yang terjadi di Afganistan, Irak, Yaman, Suriah, Lebanon, dan lainnya.
Namun, Iran sejatinya juga menginginkan terwujudnya kepentingan pribadinya dalam perluasan wilayah yang dianggap sebagai hambatan oleh Amerika dari beberapa aspek, khususnya setelah terjadi penolakan masyarakat tersebut terhadap aksi perluasan wilayah oleh Iran, serta ketidakmampuan Iran dalam membendung perlawanan ini. Karena semua itu, dikirimlah sejumlah pasukan militer dengan tujuan untuk semakin menegaskan dominasi Amerika dan penguasaannya pada kekuatan Iran.
Di sisi lain, terkait dengan Yahudi dan krisis yang dialami Netanyahu dan pemerintahannya sebagai akibat dari desakan terhadap amandemen peradilan; terjadinya serbuan terus menerus yang terjadi ke kota-kota di Tepi Barat—yang telah menciptakan perpecahan yang tajam di dalam entitas Yahudi—; juga demonstrasi yang sedang berlangsung melawan Netanyahu, semua ini mendorong pemerintah Yahudi untuk mengembangkan proyek yang akan mengeluarkannya dari kebuntuan ini, dengan melancarkan serangan militer terhadap Iran dengan dalih mengembangkan program nuklirnya.
Tentu saja hal itu ditentang oleh Amerika secara pasti, karena dapat mengacaukan wilayah tersebut dan menghambat proyek Amerika di wilayah dominasinya itu. Hal ini dikonfirmasi oleh hubungan yang tegang antara Biden dan Netanyahu sebagai akibat dari sikap keras kepala orang Yahudi, dan tidak diundangnya mereka untuk mengunjungi Amerika. Dengan demikian, Amerika mengirimkan pesan kepada orang Yahudi bahwa Iran berada di bawah perlindungannya, karena Iran bertugas untuk merealisasikan proyek Amerika di kawasan tersebut. Kita juga tidak harusnya melupakan rekonsiliasi yang terjadi antara Iran dan Arab Saudi, yang terjadi dengan tujuan yang sama seperti ini.
Semua ini hanya akan tampak bagi para pengamat politik, karena upaya untuk mencapai lebih dari satu tujuan dalam satu tindakan adalah tindakan politik yang terampil, bahkan memerlukan suatu pertimbangan mendalam dan ketelitian dalam hal hubungan antara masyarakat di kawasan ini dan rezim yang berkuasa. Keterpisahan dan kegelisahan yang meningkat dalam masyarakat, serta perasaan marah yang memuncak (di tengah masyarakat) pada Amerika dapat menggerakkan masyarakat dan dapat pula menggulingkan rezim boneka mereka dan menyapu bersih kehadiran Amerika dan rezim lainnya. Dan yang demikian itu sesungguhnya tidaklah sukar bagi Allah.
Kita telah melihat bagaimana percikan revolusi yang meletus dari Tunisia menyebar ke negara-negara di kawasan, beserta faktor yang melatarbelakanginya yang hingga kini masih tetap ada (pengaruhnya). Penindasan, pelecehan, dan kehinaan yang dialami umat Islam inilah yang menjadi pendorong umat untuk terus melanjutkan revolusi-revolusi ini dan peralihannya dari satu titik ke titik lainnya hingga umat tertunjuki ke jalan keselamatan mereka, yaitu Khilafah yang sesuai engan metode kenabian.
.
Oleh karena itu, kami mengatakan, memang benar Amerika telah mengirimkan tentara dan membangun pangkalan militernya di kawasan. Semua itu menunjukkan pukulan telak Amerika kepada siapa pun yang menentangnya. Akan tetapi, pada saat yang sama, Amerika hidup dalam ketakutan demi ketakutan. Amerika takut jika masyarakat di kawasan akan bersatu dengan tentara Islam, yang merupakan ahlulquwwah dan nushrah. Amerika pun takut akan kehadiran kepemimpinan politik yang murni dan saleh, seperti pimpinan Hizbut Tahrir, Atha’ bin Khalil Abu Ar-Rasythah ketika nantinya akan mengumumkan berdirinya Khilafah Rasyidah kedua sesuai dengan metode kenabian. Di mana hal itu akan mengusir para agen dan tuan mereka, juga memaksa Amerika dan Barat untuk angkat kaki, karena rumah-rumah mereka hancur—jika mereka masih memiliki rumah—. Khilafah juga akan menyebarkan keadilan dan ketenangan kepada umat di seluruh dunia.
Oleh karena itu, kami menyeru saudara-saudara kami, tentara kaum muslimin, untuk memanfaatkan kesempatan ini. Khususnya, karena hal ini disertai dengan konflik-konflik yang terjadi di antara negara-negara Barat.
Dengan demikian, merupakan sebuah anugerah dari Allah kepada Anda, untuk meletakkan tangan Anda di atas tangan Hizbut Tahrir, dalam rangka memberikan pertolongan lalu mengumumkan Khilafah edua yang sesuai dengan metode kenabian, yang akan menyatukan umat Islam dan menyebarkan keadilan serta ketenangan ke seluruh penjuru bumi. Negara-negera Barat takut padamu, maka tunjukkan pada Allah apa yang Ia sukai darimu, dan biarkan orang yang bersaing sibuk bersaing. [NZ/RA]
Diterjemahkan dari Surat Kabar Al-Rayah edisi 457, terbit pada Rabu, 7 Safar 1445/23 Agustus 2023 M
Klik di sini untuk mengakses sumber
Visits: 21